Mesin Jadi Tidak Stasioner, Coba Ingat-Ingat Waktu Jajan Onderdil

busi

Mesin tidak stasioner dan malah mau mati atau bahkan mati tiap kali habis distarter kadang bikin timbul pertanyaan. Apalagi, itu terjadi waktu kita baru saja servis, baik mobil maupun motor.
Coba ingat-ingat lagi waktu jajan onderdil. Suku cadang yang dibeli sudah sesuai atau belum, misalnya busi.
Pasalnya, mungkin idenya kalau businya lebih mahal sedikit, pembakaran pasti lebih mantap. Contohnya membeli busi yang seharusnya C6 jadi C7.

"Pernah punya pengalaman langsung mati gak lama? Pada saat starting awal, kita diamkan, enggak langsam juga. Itu bisa jadi indikasi awal kalau kita salah menentukan tipe busi," kata Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Coba saja cek busi. Buka dan lihat, apakah kepala businya terlihat hitam atau berlaburan karbon yang juga diistilahkan carbon couling.
Menurutnya, ini karena kita tidak paham bahwa beda tipe busi artinya juga beda tingkat panas. Dia menggambarkan kalau salah pilih busi maka bisa menyebabkan tingkat panas sekian ribu derajat celsius.
"C6 jadi C7 naik satu tingkat. Kok bisa carbon couling, bisa mengakibatkan gagal pembakaran. Katakanlah C6 ini 2.000-4.000. Kemudian C7 berada di antara 3.000-5.000," urainya.
Karena beda tingkat panas itulah, karbon di kepala busi lantas muncul. Efeknya, pengapian malah jadi terhambat.
"Di kepalanya banyak karbon. Jadi itu jadi indikasi listrik sudah tidak lagi mengalir sempurna pada posisinya."

Komentar