- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Motor listrik sudah mulai beredar di pasaran, namun proses pembiayaan atau leasing-nya masih sulit. Padahal kita tahu sebagian besar pembelian motor dilakukan secara kredit. Dikutip oto.detik.com, Senin (23/07/2018).
Setidaknya lebih dari 80 persen pembeli sepeda motor memakai jasa pembiayaan atau leasing (kredit). Jangka waktu cicilannya pun macam-macam, dari yang paling terendah yakni satu tahun sampai tertinggi, 5 tahun. Dengan DP murah meriah.
Lantas bagaimana kalau motor listrik masuk ke leasing, ya? Konsultan manajemen Solidiance mengakui sampai saat ini tidak ada yang mau memberi kredit untuk motor listrik.
"Sampai sekarang tidak ada yang mau kasih kredit ke motor listrik. Karena risikonya masih tinggi (terkait baterai), lalu jumlah yang beredar belum banyak. Itu resale value (jual kembali)-nya masih tinggi atau jomplang. Sedangkan penelitian kita menyebutkan, 80 persen lebih motor itu dibeli secara kredit. Nah ini salah satu tantangan untuk motor listrik," ujar Associate Partner and Country Head Indonesia di Solidiance, Gervasius Samosir.
Tetapi sebelum menuju kesana tentu harus ada yang dipersiapkan. Selain infrastruktur, fitur swap battery harus ada guna mengurangi tingkat risiko terhadap baterai motor dan mengurangi jangka waktu pengecasan.
Dengan hal itu, risiko pada motor listrik bisa teredam dan dapat merangsang perusahaan pembiayaan atau leasing. Solidiance sendiri saat ini tengah menguji coba penggunaan motor listrik untuk armada ojek online bekerja sama dengan Go-Jek.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar