Sejumlah pemilik kendaraan tidak terlalu mengenali hal terkait pelumasan yang sangat krusial dalam menjaga performa kendaraan. Kurangnya pemahaman ilmiah pengendara menghasilkan mitos-mitos yang menyebabkan penyalahgunaan atau kesalahpahaman terhadap penggunaan oli.
Berikut mitos-mitos yang ada di jalanan dan muncul di antara pemilik kendaraan yang awam terhadap oli mesin.
1. Sering terjebak kemacetan beresiko lebih cepat ganti oli
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika mobil mengalamai overheat pada kemacetan dan hal itu bukan disebabkan oleh macet melainkan memang kualitas oli yang digunakan menyebabkan mesing lebih cepat overheat sehingga menurunkan kualitas oli.
2. Sering gonta-ganti merek oli membuat mesin kendaraan rusak
Setiap merek oli memiliki formulasi dan senyawa yang berbeda-beda. Percampuran antara senyawa yang berbeda ini dapat menimbulkan endapan dan berdampak buruk pada performa mesin kendaraan. Untuk menghindari dampak buruk ini, usahakanlah untuk melakukan flashing atau menguras mesin dari sisa-sisa oli lama yang tertinggal sebelum menggantinya dengan oli merek lain.
3. Warna oli pekat berarti harus ganti oli
Warna pekat pada oli sebenarnya adalah hasil kerja dari oli tersebut dari mengumpulkan partikel-partikel kecil dan mengikatnya agar tidak menjadi endapan. Hal ini sering ditemukan pada oli yang mengandung deterjen sebagai aditivenya. Tidak perlu khawatir, hal ini pun tidak akan menghalangi fungsi oli tersebut. Jadi perubahan warna oli tidak bisa menjadi patokan sebagai waktu yang tepat untuk mengganti oli mesin kendaraan anda.
4. Oli mobil untuk sepeda motor
Pada dasarnya, memang, oli mobil bisa digunakan pada sepeda motor karena memang sama-sama berfungsi untuk melumasi. Namun, efeknya akan sangat merugikan dan bisa merusak motor tersebut. Efek ini terjadi karena adanya perbedaan mesin pada mobil dan sepeda motor. Misalnya saja mesin sepeda motor memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dari mobil. Putaran pada mesin sepeda motor dapat menembus 10.000 rpm, sementara mesin mobil berada di bawahnya. Karena itulah, diperlukan formula yang berbeda pada oli atau pelumas yang digunakan.
5. Oli mesin diesel bisa dipakai di mesin bensin
Bahan bakar mesin diesel berbeda dengan mobil bensin atau motor, jelas sekali dari pembuatan bensin lebih dahulu di dapatkan dibandingkan solar. Nilai residu sulfur akan lebih banyak di solar, dan salah satu musuh oli adalah sulfur. Oleh karena itu itu oli mesin diesel additive oil untuk TBN, Detergent & Dispersan lebih banyak. Jika dipakai di mobil bensin atau motor, memang lebih bersih dimesin, tetapi keausan mesin akan lebih cepat karena tingkat cleanliness lebih tinggi oil diesel karena TBN yang lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar